Siklus Budidaya Kroto di tengah akhir musim kemarau
Musim kemarau hingga akhir bulan Oktober ini masih melanda di
hampir seluruh kawasan Indonesia. Bahkan diperkirakan akan panjang menyusul
fenomena Elnino. Pertanyaanya bagaimana pengaruh musim kemarau terhadap
budidaya kroto? Pertanyaan ini susah untuk dijawab dalam data empiris. Namun artikel
kali ini akan sedikit mengupas secara sederhana demi menambah pengetahuan untuk
anda yang sedang dan akan melalukan budidaya kroto.
Secara prinsip, semut kroto menyukai tempat yang sejuk. Itulah
sebabnya, dalam kondisi cuaca yang amat panas semut sebenarnya masih bisa
bertahan. Hanya saja, di bulan bulan akhir kemarau seperti ini produksi
krotonya mengalami penurunan drastis. Apa pasal? Ya, selain diakibakan cuaca,
juga karena memang secara siklus akhir musim kemarau ini semut kroto sedang
berada dalam masa perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah munculnya telur
calon ratu yang besar besar dan bersamaan itu pula muncul semut jantan berwarna
agak kehitaman.
Fenomena ini sebenarnya biasa terjadi dalam budidaya kroto. Bagi
pemula tentu akan bertanya tanya, mengapa bisa terjadi. Namun, tenang saja,
perubahan fisik ini menunjukkan semut sedang dalam masa perkawinan. Karena masa
kawin, maka wajar produksi krotonya menurun. Namun, setelah memasuki musim
penghujan perlahan lahan akan kembali normal.
Nah, berkaitan musim kemarau saat ini, dengan suhu yang
cukup panas sebaiknya secara berkala (terutama siang hari) disemproti pakai air
di area kandang budidaya kroto. Tujuannya jelas, untuk mengurangi tingkat
setress akibat cuaca yang panas. Demikian sedikit ulasan dari kami. Semoga bermanfaat
dan sampai ketemu di artikel berikutnya.