Prospek Cerah Budidaya Kroto
Budidaya kroto dari waktu ke waktu kian populer di tengah
masyarakat. Beragam metode budidaya dilakukan sesuai kreatifitas masing masing.
Ada yang menggunakan media bambu, pipa paralon, toples, besek dan tanaman.
Tentu saja silang pendapat atau Pro kontra tak bisa dihindari dalam teknik budidaya
kroto. Masing masing tentu memiliki dasar argumentasi lengkap dengan kelebihan
dan kekurangannya.
Namun, artikel kali ini tidak membahas terkait silang
pendapat teknik budidaya kroto. Rasanya tidak “asyik” bila dipaksakan semua
harus sama. Semua bebas berkreasi di era demokrasi seperti saat ini. Namun, saya rasa semua sepakat bahwa kroto
berguna dan bermanfaat bagi masyarakat. Kroto selalu dicari dan diburu para
penghobi burung dan pemancing ikan.
Keberadaan kroto dari waktu ke waktu kian langka saja. Di
pasar pasar tradisional terutama di penjual pakan burung, kroto nyaris selalu
habis, bahkan kosong alias langka. Coba buktikan saja di lingkungan sekitar
anda. Tentu saja bila dianalisa, banyak faktor yang menyebabkannya. Selain
jumlah permintaan yang semakin besar, juga stok produksinya yang semakin
berkurang.
Pertumbuhan jumlah kicau mania terutama di kota kota Besar semakin
meningkat. Sementara kroto yang menjadi pakan utama burung piaraan seperti
murai batu, kacer, jalak dan lain sebagainya semakin menyusut. Selama ini,
diakui atau tidak, pasokan kroto berasal dari desa desa atau pegunungan.
Penyusutan pasokan atau produksi kroto yang berasal dari telur semut rangrang
berjenis oechepilla smaragdina atau
semut merah tidak bisa dihindari seiring maraknya penebangan pohon untuk
pembangunan rumah, industri, perkampungan dan lain sebagainya.
Itulah sebabnya, harga kroto menjadi mahal, bahkan diyakini
semakin mahal dari tahun ke tahun. Dengan dasar pemikiran tersebut diatas,
rasanya sulit harga kroto akan turun. Hukum ekonomi berlaku disini. Dimana
ketika permintaan naik, sementara penawaran atau pasokan terbatas atau tetap,
maka harga akan naik. Dan sampai kapan pun, selama ada penghobi burung dan
penghobi mancing, kroto kian mahal.
Walaupun kini sudah ada terobosan budidaya kroto, tetap
tidak bisa menurunkan harga kroto. Apa pasal? Permintaan tak sebanding dengan
penawaran. Konsumen atau pengguna kroto lebih banyak daripada yang memproduksi
atau membudidayakannya. Kesimpulannya, budidaya kroto cukup prospek di waktu
sekarang maupun masa mendatang.