Ternak kroto media toples dan paralon, manakah yang lebih
mudah?
Ternak kroto media apapun, tentu saja memiliki kelebihan dan
sekaligus kekurangannya. Ternak kroto sejarahnya berkembang dari media alam, bambu, pipa paralon, botol aqua
dan besek. Inovasi tersebut, masing masing tentu saja belum ada yang sempurna. Masih
diperlukan uji coba secara terus menerus sehingga ditemukan cara yang lebh
efektif efisien dalam budidaya ternak kroto.
Namun, artikel kali ini akan memfokuskan pada ternak kroto
media toples dan paralon, yang belakangan ini banyak dibahas dan
diperbincangkan masyarakat dan netizen pada umumnya dan peminat budidaya kroto
pada khususnya. Berkembangnya ternak kroto media toples dan paralon banyak
menimbulkan tanda tanya dan rasa keingintahuan, manakah yang lebih efektif
efisien di antara keduanya?
Menjawab pertanyaan tersebut tentu saja tidak mudah. Ukuran manakah
yang lebih mudah tentu saja relatif dan sesuai keyakinan dan pengalaman masing
masing. Hanya saja menurut pengetahuan dan pengalaman kami, ternak kroto media
toples dibandingkan paralon masih lebih mudah. Apa alasannya?
Ternak kroto media toples lebih mudah untuk dikontrol
terkait perkembangan budidaya kroto daripada media paralon. Mengapa? Toples transparan tentu saja bisa
dilihat secara langsung. Apakah perkembangan sarang semut kroto semakin baik
atau tidak. Apakah semut krotonya bertelur atau tidak? Dan tentu saja toples
tranparan jelas nampak jelas daripada pipa.
Media pipa paralon memang mendapatkan pipa cukup mudah. Tetapi,
kelemahan di sisi lain, perkembangan pembuatan sarang semut kroto agak lambat
dan kalah cepat dibanding media toples. Buktikan saja.
Namun, bila anda penasaran terhadap keduanya, tidak ada
salahnya untuk mencoba menggabungkannya. Mudah saja. Pipa paralon taruh di
posisi paling bawah dan diatasnya toples semut kroto. Anda nanti bisa langsung
menyaksikan perkembangannya. Eksperimen seperti ini sudah banyak dilakukan para
peternak kroto dan rata rata menghasilkan kesimpulan bahwa media toples lebih
efektif efisien daripada paralon.
Kemudian muncul pertanyaan, sebenarnya media apa yang
terbaik untuk budidaya kroto? Pertanyaan ini lagi lagi susah untuk dijawab. Masing
masing punya argumen. Hanya saja menurut kami, media semi alam masih menempati
porsi utama di banding toples, apalagi paralon. Namun, kendalanya tentu saja
terbatasnya lahan. Tidak semua orang punya kebun/ tanaman. Dan di kebun atau
tanaman, rawan diburu pencari kroto. Namun, bila anda memiliki kebun luas dan
sisi keamanannya terjaga tentu lebih bagus.
Kembali ke pembahasan, bila anda tidak memiliki tanaman
perkebunan, mencoba budidaya kroto media toples bisa menjadi pilihan yang
paling masuk akal. Hanya saja memang anda perlu banyak belajar. Sebagaimana hewan
lainnya, seperti burung, semut memiliki karakter khusus yang harus anda fahami.
Pasti ada jalan bila kita berusaha. Salam sukses semangat.